Okay,
jadi ceritanya saya abis nonton film documenter “sexy killer”. Waktu itu saya
pikir ini cuma film Hollywood biasa tapi karena saya juga nemu salah satu news platform yang ngebahas film ini, pun tiap saya buka youtube dia selalu muncul dan
view nya banyak banget jadi saya klik deh. Saya nonton film ini satu hari
setelah pilpres. Ternyata bukan sekedar film melainkan realita yang membuka
pikiran saya tentang betapa tidak beresnya Indonesia tercinta ini.
Lalu
bagaimana reaksi anda yang sudah nonton film ini, sedih, kesal, kecewakah?
Seperti yang kita tau dalam film tersebut membeberkan sejumlah kerusakan tanah/alam
akibat aktivitas penambangan batubara
dan keberadaan PLTU serta masyarakat sekitar yang terkena dampak aktivitas
tersebut belum lagi sejumlah elit dan perusahaan yang dinilai kurang
bertanggung jawab dibalik semua kerusakan itu. Lantas siapa yang harus
disalahkan dan dimintai pertanggungjawaban dalam hal ini, perusahaan atau pemerintahkah?
Memang
paling enak ya untuk nyalahin orang. Ya, saya tau ada sisi semrautnya dalam
pemerimtahan ini. Anda yang kemarin turut serta dalam hingar bingar pesta
demokrasi dan sampai segitunya membela dan menjagokan masing-masing paslon
capres dan cawapres pilihan anda. Sebagian anda mungkin tidak tau bagaimana
realita dibalik itu semuanya.
Dulu saya mengira masalah penamabangan terbesar ini hanya terfokus pada Freeport saja dengan pengerukan gunung emasnya di Papua. Tapi Kalimantan pun yang dulu terkenal sebagai paru-paru dunia karena hutan-nya yang luas kondisinya sudah berubah, tak ada lagi paru-paru dunia.
Kita sebagai
part of society juga harus aware, sadar lingkungan. Saya dan anda nggak bisa
melulu sepenuhnya nyalahin pemerintah atau perusahaan tertentu, bagaimanapun
kita juga pelaku dalam hal ini. Listrik yang sekarang bisa kita nikmati kapan
aja, itu semua harus ada pengorbanan. Mereka yang hidup disekitar area
penambangan dan PLTU harus menderita, merasakan dampak dari semua ini. Ini
terjadi demi memenuhi kebutuhan pasokan listrik untuk berjuta-juta orang di
Indonesia. Sementara kita yang hidup diperkotaan atau yang posisinya jauh dari
area penambangan dan PLTU tak peduli yang penting bisa nikmatin listrik dan
tinggal menggunakanya tanpa mempertimbangkan hemat-borosnya, sekalinya ada
pemadaman listrik pun sudah pasti mengeluh. Kita mana tau listrik yang mengalir
kerumah kita mulanya dari mana.
Di sisi
lain listrik itu penting untuk menunjang kehidupan kita. Apa-apa pakai listrik.
Sadar akan pasokan listrik yang menuntut banyak agar seluruh Indonesia secara
merata bisa menikmati listrik tersebut bahkan hingga ke pelosok, pemerintah
harus menyediakan beribu-ribu Mega Watt dan untuk menghasilkan sebanyak itu
mereka harus mengorek dan mendapatkan lebih banyak lagi batu bara. Pada
dasarnya batu bara ini adalah bahan tambang yang termasuk sumber daya alam yang
tidak bisa diperbaharui karena batubara ini berasal dari fosil tumbuhan yang
tertimbun dalam lapisan bumi jutaan taun yang lalu. Logikanya, kalau
terus-menerus digali dan diambil pasti lama-lama akan habis dong, dan
meninggalkan bekas galian yang besar dan parahnya lubang-lubang bekas galian
itu gak lantas di reklamasi kembali dalam kata lain dibiarkan begitu saja
menjadi tempat genangan air nggak heran juga sampai memakan korban jiwa. Jangan
tanya gimana cara dapatkan batu bara itu sendiri, datangi dan lihat sendiri
wilayah penambangan atau bekas penambangannya, perhatikan kondisi alam dan
lingkungannya. Miris sekali, seperti yang anda lihat di film sexy killer itu.
Lalu kerusakanpun berlanjut tak hanya di darat, hasil batu bara tadi perlu
dikirim ke PLTU dengan menggunakan tongkang via perairan, tongkang ini ga cuma
sekedar lewat tetapi juga menimbulkan kerusakan pada terumbu karang, ekosistem
laut dan berkurangnya ikan, imbasnya ke nelayan-nelayan kecil yang hidup dari
situ.
Memang
tidak ada alternative lain kah selain batu bara untuk menghasilkan listrik?
Tentu saja ada, seperti tenaga angin, air ataupun sel surya tapi sayangnya
semua itu tidak murah. Pemerintah lebih memilih batubara dengan alasan lebih
murah. Lebih murah tapi tidak setimpal dengan kerusakan yang diakibatkanya.
Tapi mungkin ada alasan lain dibalik lebih memilih batu bara ketimbang sumber
daya alam lainya.
Lantas apa kaitanya dengan Oligarki?
Karena
dalam film tersebut menyebut sejumlah perusahaan dan elit politik sampai
keterkaitanya dengan pilpres 2019 membuat saya ingin tau lebih jauh sampai pada
saatnya saya menemukan istilah oligarki ini.
Apa
oligarki itu, judul film kah atau nama kota/Negara mungkin?
Singkatnya
oligarki ini adalah pemerintahan yang kekuasaan politiknya di kuasai oleh
kelompok elit kecil. Definisi detailnya bisa cari di buku-buku atau internet/wikipedia.
Saya
menonton video Jeffrey Winters dalam sesi perkuliahanya yang fokus pada
oligarki ini. Meskipun ini adalah perkuliahan umum karena Jeffrey Winters
notabenya adalah lecturer kita manggilnya dosen lah tapi saya berasa nonton
acara presentasi TEDx talk dan dia menyamapaikanya cukup bagus dan mudah dicerna.
Disni saya berusaha ‘being neutral’. Jadi ketika saya tau istilah oligarki ini saya
menangkap bahwa situasi perpolitikan dikita ini gak jauh ditentukan oleh
oligarki juga. Kesanya orang yang punya power dan money lah yang bisa menjadi pemimpin
dan berkuasa. Kita hanya rakyat biasa yang gak punya power dan selalu pasrah
gitu aja karena siapapun pasangan capres yang menang, rakyat tetap akan kalah.
Masalahnya rakyat boleh memilih siapa presidenya tapi tidak bisa menentukan
siapa saja yang maju menjadi pasangan capres dan cawapres. Tentu saja. Hal itu
sudah di tentukan oleh para ‘oligarch’, orang-orang yang melindungi
uang/kekayaanya dengan uang lagi. kemudian rakyat memilih pilihan yang sudah
ditentukan oleh yang punya power or money, siapa lagi kalau bukan pengusaha, ya
oligarch ini. Termasuk oligarki tambang karena ada konsentrasi kekayaan
didalamnya. Bisa anda pikir dari mana mereka mendanai kampanye dan
perpolitikanya? Disadari atau tidak untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin
sudah pasti butuh dana yang besar. Yang saya simpulkan dana perpolitikan ini
disokong oleh tambang tersebut (Jadi mau seprotest apapun orang ya gak bakalan
didengar lah).
Bisa
jadi ditengah orang-orang yang gencar mendukung paslon jagoanya masing-masing,
ada orang yang merasa terpaksa harus memilih dan datang ke TPS karena merasa
tak ada pilihan lain. Mereka ini yang sebetulnya hopeless tapi masih saja
berharap akan ada perubahan.
Pernah
ga sih anda merasa serba salah dalam pemilihan pilpres tahun ini. Pilih 01
salah pilih 02 salah pilih golput sudah pasti dinilai salah. Dari mulai tuduhan
liberal sampai issue khilafah dan gak pancasilais. Soal memilih itu urusan
hati. Saya gak pernah tuh ngajak bahkan memaksa orang lain untuk dukung dan
pilih siapa bahkan keluarga sendiri. Dan saya juga gak pernah atau merasa
terpancing untuk menjelek-jelekan kedua kubu tersebut. Anda mau pilih siapa ya
terserah anda. Saya nggak cukup kepo untuk tau orang-orang pilih siapa. Tapi
lucunya, beberapa hari menjelang pilpres 2019 ada beberapa orang (mungkin
suruhan orang yang nyaleg) yang mendatangi rumah-rumah untuk mengajak dan
menentukan harus pilih siapa bahkan ada diantara mereka yang nyaleg ngasih uang
yang menurut saya jumlah nya gak seberapa supaya milih dia target sasaranya
dari orang-orang menengah kebawah termasuk keluarga saya. Dan mereka sudah
menargetkan jumlah suara yang akan diperoleh dengan mendatangi rumah-rumah
warga yang menjadi sasaran suara dengan iming-iming uang. Kebayangkan, belum
apa-apa udah money politic gimana kalau terpilih nanti, siapa yang jamin dia
akan jujur atau pro rakyat. Katanya demokrasi, tapi urusan memilih pemimpin aja
diatur dan ditentukan harus pilih siapa seolah gak ada kebebasan untuk memilih. Mereka
yang memilih punya alasan, mereka yang golput juga pasti punya alasan. Jangan
diibaratkan seakan-akan golput itu adalah salah dan bodoh.
Saya
pikir jangan terlalu fanatik, bisa jadi dibelakang baik pasangan
01 maupun pasangan
02 hubungan keduanya adem ayem aja (wong dalam urusan bisnis
aja kerja sama kok!). Siapa tau nanti yang sekarang lawan menjadi kawan atau
bahkan mereka berkoalisi. Inget, yang harus kita dukung dari seorang pemimpin
itu ide dan gagasanya bukan oranganya. Saat kita mendukung orangnya ketika dia
berbuat salah kita pasti akan kecewa tapi kalau yang kita dukung idenya,
sekalipun orangnya berbuat salah hal itu tak akan menggoyah ide dan gagasanya.
Kita gak bisa pilih pemimpin tanpa tau visi-misinya apa, program kerjanya apa,
track record-nya gimana. Intinya nyoblos ga nyoblos itu harus berdasarkan hasil
mikir bukan karena ikut-ikutan.
Yang perlu kita lakukan
Terlepas
dari film itu hoax atau tidak, yang perlu kita lakukan adalah sadar lingkungan
ini gak cuman omongan saja tapi harus take into action: Mulai dari hemat
listrik, dua atau tiga taun ke belakang saya perlahan memulai gerakan hemat
listrik, mulai dari diri sendiri dan dimulai dari hal kecil seperti matikan
lampu kalau mau tidur, cabut charger hp kalau sudah fully charged karena
biasanya suka ada charger-nya masih nempel di colokan meski gak digunakan
padahal itu menyedot pemakaian listrik juga. Kalau sudah mulai ngantuk-ngantuk
saya gak nonton tv, matikan saja tv-nya dan belakangan ini saya jarang nonton
tv. Dan barang elektronik lainya seperti laptop ada baiknya mengisi ulang daya
batre laptop tidak sambil digunakan kecuali kalau darurat, kalau dirumah saya
manfaatkan sinar matahari sebagai penerangan kala siang hari, mematikan kipas
angin secepatnya kalau sudah tidak merasa gerah lagi.
Dan bukan dari segi penghematan listrik saja tapi ada banyak hal lain yang bisa kita lakukan seperti menggurangi pemakaian plastik, ini itung-itung zero waste action or at least reduce plastic waste, saya biasa bawa botol minum (tumbler) kalau bepergian biar ga usah beli minum di luar selain irit uang bisa nge-reduce sampah plastik juga. Kalau belanja bawa tote bag aja dari rumah alih-alih menggunakan kantong kresek. Jalan kaki atau naik transportasi umum bisa jadi alternative juga sebagai upaya menghemat BBM dan mengurangi polusi udara dan masih banyak lagi upaya lainya untuk mencegah planet bumi tempat kita bernaung ini dari kerusakan. Lebih bagus lagi kita kasih tau orang disekitar untuk melalukan hal yang sama. Paling tidak hal yang saya lakukan adalah nge-edukasi anak-anak kecil supaya gak buang sampah sembarangan, anak-anak kecil disekitar saya ataupun ke siswa saya. Tanpa diingatkan pun mestinya sadar lingkungan ini harus sudah ada pada diri individu masing-masing, toh dalam agama pun manusia diperintahkan untuk menjaga bumi dan lingkungan untuk tetap bersih dan tidak berbuat kerusakan.
Dan bukan dari segi penghematan listrik saja tapi ada banyak hal lain yang bisa kita lakukan seperti menggurangi pemakaian plastik, ini itung-itung zero waste action or at least reduce plastic waste, saya biasa bawa botol minum (tumbler) kalau bepergian biar ga usah beli minum di luar selain irit uang bisa nge-reduce sampah plastik juga. Kalau belanja bawa tote bag aja dari rumah alih-alih menggunakan kantong kresek. Jalan kaki atau naik transportasi umum bisa jadi alternative juga sebagai upaya menghemat BBM dan mengurangi polusi udara dan masih banyak lagi upaya lainya untuk mencegah planet bumi tempat kita bernaung ini dari kerusakan. Lebih bagus lagi kita kasih tau orang disekitar untuk melalukan hal yang sama. Paling tidak hal yang saya lakukan adalah nge-edukasi anak-anak kecil supaya gak buang sampah sembarangan, anak-anak kecil disekitar saya ataupun ke siswa saya. Tanpa diingatkan pun mestinya sadar lingkungan ini harus sudah ada pada diri individu masing-masing, toh dalam agama pun manusia diperintahkan untuk menjaga bumi dan lingkungan untuk tetap bersih dan tidak berbuat kerusakan.
Terakhir dari saya setelah nulis panjang lebar gak karuan: kita mengambil manfaat dari alam, lalu kapan kita akan memberi manfaat pada alam, merusak alam maka alam akan berhenti memberi manfaat.